assalamua'laykum wr wb..
Ya Allah, lelah menyapaku setelah liburan dari thailand beberapa hari ini. Bersama dengan teman-teman dan adik2adik junior. Keasyikan yang kami rasa dan atribut kekacauan yang hadir menemani perjalanan kami. berakhir dengan selamat kembali ke kamar masang-masing pada akhirnya. Tapi ya begitu, ada teman-teman yang kelelahan hingga tak sanggup untuk bangun pergi kuliah. Nah aku tak menyesali karena aku pergi kuliah kemudian dosennya tidak datang karena selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian. Hati yang mengundah dan tak tahu kenapa mesti berduka ini akhirnya mengerti bahwa aku kembali beljaar tentang hal baru. Ya, kali aku belajar dari cynti. Anak double degree unsoed. Hehehe..membawa buku tentang " HARAMNYA LAGU, MUSIK, DAN NASYID". Tebak itu dari hamdani. Ternyata benar. Aku pun tak mngerti kenapa aku bisa menebak demikian.
Cyntia bilang dia kagum pada salafi dan pengen jadi seperti itu. Dia bertanya padaku "dimanakah Allah?"..ku jawab " Allah ada di arsy". Dia bilang bahwa semakin dalam pengetahuan agama seseorang maka ketika ditanya keberadaan Allah, jawaban yang akan muncul itu berbeda-beda. Ada orang yang menjawab bahwa Allah itu ada dimana-mana. Gimana kalau kita sedang berada dekat dengan comberan ? pertanyaan cerdas..satu hal yang menyenangkan berbicara dengan cyntia adalah keinginannya untuk berbagi dan terbuka pada pembaharuan. Yah. dunia ini indah dan satu kali kita berpikir bahwa apa yang kita miliki dan segala ambisi yang kita inginkan kemudian tercapai itu adalah anugrah dan tanda bahwa Allah sayang pada kita. Tapi apa yang kita anggap reski bisa saja itu adalah cobaan, Allah pengin tahu seberapa hebat kita bersyukur dan menggingatnya ? seberapa sadar kita bahwa reski dunia ini adalah cobaan, apakah kita pada akhirnya lebih memilih dunia atau akhirat ? dan yah, dunia ini hanya persinggahanadan bagi jiwa-jiwa perindu syurga, dunia ini hanya padang tandus yang harus di olah agar bisa sampai kepada tujuan yang sebenarnya.
Aku pun sebenarnya bukan sedang tidak berada dalam cobaan, karena setiap manusia itu selalu berada dalam cobaan yang kta gak pernah tahu atau gak perlu katakan pada seluruh dunia. Banyak hal baru yang harus aku pelajari dan kemudian kupahami. Untuk beberpa hal, aku belum memperoleh resultnya, masih dalam tahap proses. Ah teringat aku tentang cadar atau juga purdah mungkin. Hijab yang ISLAM tawarkan sesungguhnya teramat sempurna. Aku tak tahu apa yang mengahalangiku. Keiinginan terhadap warna cerah lumayan tinggi, tapi bukan untuk kupakai. Aku sering atau terbiasakah aku dengan waran-warna gelap. Atau itu adalah wujud rasa malasku terhadap warna cerah.
Diamku sekarang, tenangnya aku saat ini, ibarat riak air yang jikalau diganggu mungkin dapat memberikan ombak. Namun entahlah, aku sendiri tidak tahu. Aku hanya tahu aku harus bertahan dan bertahan. Hingga batas terakir kemampuanku dan aku tahu aku mampu karena Allah bersamaku untuk membuatku kuat dalam menerima segala hal ini.
Belajar dari cyntia yang ingin memperbaiki diri dan dia bertemu dengan orang-orang yang tepat insyaallah. Bertemu apakah itu seroang yang dikatakan di negara pengikut Salafi atau mungkin pengikut IM bisa jadi dikemudian waktu pengikut tabligh, banyak lagi. Namun kuharap dengan siapapun dia bertemu atau juga aku, itu adalah pertemuan yang akan menghantarkan kami ke syurga. Semoga setiap pembicaraan yang kami diskusikan, kata yang kami lontarkan itu untuk melembutkan hati yang sempat beku, atau bahkan menghidupkan kembali hati yang telah mati. Semoga setiap bulir air mata yang jatuh dalam tetesan kecil itu adalah wujud kami masih orang-orang yang mau berubah, hamba yang masih ingin mencintai Allah dan ingin dicintai pula oleh Allah.
Setiap nasehat atau bahkan sebuah buku yang dipinjamkan adalah alat untuk membuat kami menjadi orang-orang yang lebih berguna. Sholat sunnah, doa harian, dan segala ibadah sunnah adalah bukti cinta pada Rassulullah SAW. Bahwa aku adalah pengikutnya dan jikalau akupun mencintainya ,aku akan mencintai apa yang ia perbuat. Aku mencintainya dengan segala jiwa yang telah luluh lantak diterjang badai kehidupan dunia fana ini. Dan ingin kubangun kembali reruntuhan ini menjadi istana indah di syurga kelak. Dan inginnya aku agar kami para muslimah bisa menajdi bidadari syurga bagi para penghuni syurga yang kecintaan dan keimanannya tak diragukan lagi.
Biarkan kaki-kaki ini melangkah di jalan kebenaran, biarkan pundak yang lelah ini kemudian bergetar karena isak tangis yang tak tertahankan akibat kesalahan yang kami sadari walau terlambat. Biarkan mataku bengkak karena aku tak mampu untuk mengungkapkan bagaimana sedih, luka dan rasa bersalahku yang tak mampu terucap oleh bibirku yang telah kelu ini. Walau aku berharap bibir ini bisa berujar tapi kubiarkan bibir ini melantukan firman-firman Allah yang tlah lama tak kuucapkan, tak kubaca apalagi kupahami artinya. Oh Rabb, engkau yang berada di Arsy, engkau yang melihat aku disini dan melindungi. Sungguh aku tahu, bahwa engkau yang menopangku, engkau yang menggegam tanganku ketika aku ketakutan, engkau juga menyeka air mata ini dalam sujud-sujud panjang, engkau juga memelukku dalam kehangatan cinta ketika hati ini berasa dingin. Engkau cairkan dengan kasih sayang.
Wahai dzat yang mampu membolak balikkan hati, sungguh aku ingin ebrdiri diatas agama MU, aku ingin menjaid prajurit dakwahmu, dan aku ingin pulang bertemu denganmu dalam keadaan terluka hati ini karena rasa bersalah yang teramat dalam, walau aku merindukan tubuh ku tercabik dan berlumur darah karena bertempur di medan perangmu. Inginnya aku kembali dalam keadaan wajah berdiri tegak dan mata sayu merindu MU, inginnya aku kembali dengan kekar karena aku tahu ini tak sia-sia. Rabb, aku ingin segera BERTEMU dengamu. Aku ingin melihat wajahmu dan aku ingin segera bersandar di bahu rasul MU, aku ingin mengatakan bahwa betapa besarnya cintaku pada MU dan rasa sayang ini pada MU. Tapi aku pun merasa tak pantas di saat yang bersamaan. Mana bukti bahwa aku mencintaimu ? Mana keimanan yang bagus itu, mana aqidah yang baik itu ? aku tak membawa bukti yang cukup kuat untuk kuberikan padamu. Aku sedih dan merasa kehilangan.
Wahai RAbbul Izzati, dalam namamu aku ingin mencintai, dalam kasihmu aku ingin menjadi hamba pilihan dan dalam namamu aku ingin berkarya hingga engkau menjemputku kembali dengan senyuman.
Menit-menit penantian ke kelas di UUM
0 komentar:
Posting Komentar